Christoper Gabriel Gabe Simbolon
Nama : Christoper Gabriel Gabe Simbolon
Npm : 2022246500755
Kelas : R3J
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn
1. Novel Umibe no Kafuka Karya Murakami Haruki Teori/Pendekatan Teori yang digunakan meliputi tokoh dan penokohan, latar, surealisme dan psikoanalisis Jacques Lacan.
Link: https://journal.unpak.ac.id/index.php/Idea/article/view/1825
Hasil dari analisis yang diperoleh adalah unsur surealisme yang terdapat pada sifat dan perilaku tokoh serta latar merupakan pengaruh dari proses pembentukan identitas tokoh utama. Proses pembentukan identitas maupun unsur surealisme, keduanya dibentuk oleh alam sadar manusia.
Artikel ini dan artikel saya menggunakan pendekatan cara yang sama dalam meyelesaikan rumusan masalah, yaitu dengan menggunakan aliran surealisme yang dimana hasil visual, sifat, tokoh yang terciptakan bersalah dari alam bawah sadar.
2. Representasi Mooi Indie dalam Lukisan Jelekong
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/view/5715
Lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun2019 dan 2020 menggambarkan objek khas yang sering dilukiskan seniman Mooi Indie, yaitu gunung, sawah dan pohon, serta objek gambar lain yang dapat menampilkan pemandangan alam Indonesia yang hijau, namun keindahan alam yang dilukiskan seperti alam yang dimiliki negaranegara Eropa, seperti ciri khas lukisan Mooi Indie. Selain itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun 2019 dan 2020 seringkali menampilkan pemandangan alam yang berbeda dengan pemandangan alam di Kampung Jelekong, yang mana area persawahan Jelekong tidak terlalu dekat dengan gunung, tidak terdapat sungai yang menjadi pemisah antara sawah di bagian kanan dan kiri dan juga tidak dikelilingi oleh pepohonan yang lebat seperti yang sering digambarkan dalam lukisan Jelekong. Sehingga peneliti berkesimpulan bahwa lukisan Jelekong merupakan lukisan imajiner yang kemungkinan pelukis membayangkan alam di luar Kampung Jelekong atau sering melihat lukisan pemandangan Barat yang kemudian dituangkan dalam lukisan Jelekong.
Artikel ini menggunakan pendekatan dengan teori representasi dalam meneliti Lukisan Jelekong, karena peneliti mendapatkan fakta sebenarnya bahwa hasil lukisan yang dibuat itu tidak seperti keadaan sebenarnya, yang berarti berasal dari imajinatif sang seniman/pelukis. Namun bentuk visual yang dihasilkan masih terbilang normal.
Sedangkan artikel saya, menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Fantastic Planet yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat film merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
3. ANALISIS SEMIOTIK VIDEO KLIP BTS “BLOOD, SWEAT AND TEARS” SEBAGAI REPRESENTASI MASA MUDA
Link :http://www.ejurnal.stkippgrisumenep.ac.id/index.php/ESTETIKA/article/view/106
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran Profil BTS dan 20 scene dalam video klip BTS Blood, Sweat and Tears yang menjadi tanda denotatif konotatif dan mitos sebagai representasi masa muda. Kesimpulan penelitian ini adalah video klip BTS Blood, Sweat and Tears menggambarkan masa muda adalah proses bertumbuh, masa penuh gejolak dan keinginan, yang disimbulkan dengan sayap (wings), semakin besar godaan maka akan semakin memikirkan dan semakin terombang-ambing. Masa muda direpresentasikan sebagai masa dimana seseorang berfikir, memilih dan tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati diri, Kebebasan masa muda dan keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
Artikel ini meneliti pada video klip musik BTS yang berjudul Blood, Sweat and Tears, yang dimana peneliti meyakini bahwa adegan-adegan yang terdapat pada video klip itu hasil representasi masa muda sesorang, masa dimana seseorang berfikir, memilih dan tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati diri, Kebebasan masa muda dan keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
Sedangkan artikel saya membahas film Fantastic Planet yang merepresentasikan hasil imajinatif si pembuat film ke dalam bentuk visual bergerak/animasi, yang mungkin si pembuat film menggambarkan keadaan di sebuah planet.
4. Analisis Representasi Surealisme Dalam Film Being John Malkovich (1999)
http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/4558
Analisis terhadap film Being John Malkovich mulai dapat dilakukan setelah peneliti mendeskripsikan secara detail naratif pada film ini. Selain deskripsi naratif, hal lain yang dibutuhkan analisis ini adalah pendataan film. Maksud daripada pendataan film yakni menjadikan film sebagai sebuah data layaknya objek penelitian. Pendataan ini dilakukan dengan cara membagi film ke dalam empat babak secara keseluruhan dan membedahnya menggunakan pendekatan konsep penanda-petanda Saussure dan semiologi film Metz. Pendataan ini dimaksudkan untuk menelaah bagaimana bahasa film maupun penanda-penanda lain beroperasi dalam memaparkan sejumlah ide.
Penelitian ini meletakkan perhatian pada representasi surealisme dalam film produksi Hollywood. Film Being John Malkovich menjadi objek yang diteliti dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pendekatan penelitian menggunakan semiologi Ferdinand de Saussure untuk menganalisa teks (terlihat dalam film) yang secara sederhana, petanda (signified) lebih mengacu pada ‘konsep’, sedangkan penanda (signifier) lebih pada aspek materi dari ‘konsep” yang terdiri dari audio dan visual. Selanjutnya, konsep representasi digunakan dalam tahapan analisis wacana pembacaan lanjutan dari hasil analisi teks dengan analisis bahasa film Christian Metz. Unsur surealisme dapat dilihat pada aspek naratif yakni plot cerita dan karakter, serta dari segi sinematik yakni setting, kostum, pemain dan pergerakannya, serta dialog.
Begitu pula dengan artikel saya, menggunakan pendekatan representasi dan aliran surealisme yang terdapat pada film Fantastic Planet dari imajinatif si pembuat film yang dapat di temukan pada visual-visual yang dihasilkannya.
5. Kucing Sebagai Sumber Inspirasi Karya Lukis Surelis
http://repository.unp.ac.id/id/eprint/47645
· Objek : Karya Lukis representasi dari Kucing
· Teori/Pendekatan : Metode yang digunakan dalam pembuatan karya ini melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, tahapan penyelesaian. Dan pendekatan aliran surealisme.
· Analisis :
Karya ini adalah gambaran interaksi perilaku kucing dengan manusia (pemelihara) dan masyarakat setempat terhadap keberadaan kucing, sehingga dari perilaku tersebut dapat diambil nilai moral dalam menjalani kehidupan sehari- hari, agar bertanggungjawab terhadap hewan peliharaan dan menumbuhkan rasa tolong-menolong bukan hanya manusia kepada manusia lain tetapi manusia lingkungan hidup. Kucing sebagai objek inspirasi bertujuan untuk pencapaian gagasan ide agar dapat direspon sesuai dengan makna, sehingga menimbulkan efek artistik dan karakteristik tertentu.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang karya lukis yang bertujuan untuk memvisualisasikan dan mengekspresikan rasa ketertarikan penulis terhadap kucing dengan gaya surealis. Pembuatan lukisan ini menggunakan pendekatan surealis, yaitu melukis dengan teori psikologi Freud. Psikologi ini mengeksplorasi alam bawah sadar dan citra mimpi manusia sebagai salah satu penggambaran dari hasrat manusia.
Begitu pula dengan artikel saya yang bertujuan untuk mengetahui pesan dan mencoba memahami apa yang disampaikan pada film Fantastci Planet melalui visual bergerak atau film dengan pendekatan surealisme.
6. Struktur Pertunjukan Kesenian Jaranan
Link:http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/587704e04a15e29d3709aa048dcc099b.pdf
Jaranan merupakan kesenian tradisional yang menyimpan banyak nilai spiritual di dalamnya. Sebagai sebuah kesenian tradisional jaranan memiliki banyak elemen pelengkap dalam pertunjukannya. Kelengkapan dalam pertunjukan kesenian jaranan adalah sebuah kesatuan dalam
Pertunjukan, sehingga kesenian jaranan belum bisa disebut kesenian tanpa adanya kelengkapan yang saling mendukung. Adapun kelengkapankelengkapan dalam pertunjukan kesenian jaranan atara lain dalang (wiraswara), gambuh, nayaga, sinden, keempat pelengkap tersebut merupakan unsur yang harus ada dalam pertunjukan kesenian jaranan. Dalam masing-masing pelengkap mempunyai simbol makna masing-masing.
Artikel ini meneliti Pertunjukan Kesenian Jaranan dengan menggunakan teori Semantik. Semantik merupakan sebuah studi tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan “StrukturPertunjukan Kesenian Jaranan diSanggar Tari Guntur Di Kediri”.
Sedangkan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk memahami pesan dan cerita apa yang disampaikan melalui visual.
7. Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari
https://www.academia.edu/download/77452207/554-1025-1-SM.pdf
Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi perencanaan sanga terpengaruh oleh faktor anggaran biaya dan ketersediaan waktu produksi. Teknik produksi yang digunakan adalah teknik cetak saring dengan metode transfer. Ciri poster bergaya ilustrasi simbolik dengan dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi memenuhi unsur legibility dan readability, namun memiliki kekurangan pada konsistensi dan proporsi anatomi huruf. Ciri tata letak menggunakan symmetrical balance.
Penelitian terhadap Poster adalah salah satu media komunikasi visual yang berfungsi sebagai media publikasi dan arsip artistik pada pertunjukan teater. Penelitian ini berfokus pada analisis visual poster pertunjukan teater yang diproduksi Teater Sunda Kiwari secara manual sejak tahun 1979-1995.
Bedanya dengan artikel saya adalah terletak pada penyampaian visualnya, karena artikel saya membahas film, jadi visual yang tertuangkan berupa animasi atau visual yang bergerak, berbeda dengan poster yang visualnya diam.
8. ANALISIS DRAMATURGI PADA VIDEO PERTUNJUKAN DRAMA “GERR” OLEH TEATER MANDIRI: PERSPEKTIF ANTONIN ARTAUD
http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/39482
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan beberapa dramaturgi Antonin Artaud melalui Theatre of Cruelty. Dalam Theatre of Cruelty, terdapat dua aspek dalam pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri yang dibagi menjadi Teater dan Kekejaman. Bagian Teater, terdapat dua aspek yaitu, kekacauan (chaos) dan anti-kemapanan. Sedangkan bagian Kekejaman, terdapat lima aspek yaitu, erotisme, sadisme, suka melamun, penghancuran nilai-nilai moral, dan kemunafikan sosial.
Penelitian ini membahas tentang dramaturgi pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri berdasarkan perspektif Antonin Artaud. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dramaturgi yang diterapkan pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri berdasarkan perspektif Antonin Artaud. Data diperoleh dengan metode studi pustaka, studi dokumenter, dan studi observasi. Metode analisis data menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis data.
Sedangkan artikel saya meneliti film Fantastic Planet dengan tujuan untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apakah film tersebut dengan teori psikoligis dan aliran surealisme melalui visual gambar bergerak layaknya pertunjukan.
9. Analisis Semiotik Mantra Dalam Pertunjukkan Kuda Lumping Di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar
https://repository.uir.ac.id/7648/
Mantra merupakan puisi kuno tertua di Indonesia yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang mengandung kekuatan gaib dan magis, mantra hanya diucapkan oleh dukun atau pawangnya dan orang yang mengetahui tata cara penggunaannya. Dari hasil pengolahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ikon pada mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar terdapat pada tulisan “ingsun (saya), cambuk ( cambuk), moloekat (malaikat), udan (hujan), palem kuning (kuning palem), lintang (bintang).(2) Indeks mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar adalah terdapat pada kata-kata “Ingsun amatek aji kulhu sungsang (saya berniat membaca tato yang ditelan terbalik), saya rela berpindah dari ojo ke nibo hingga setetes nibo (akan saya hilangkan). hujan tidak turun setetes pun), (3) Simbol pada mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar terdapat pada kata “raja (raja), sangi bumi kaki bumi (nenek bumi kaki bumi ), daun palem kuning (daun palem kuning), abang lombok (cabai merah).
Artikel ini mencari tau Mantra apa yang dimaksud dalam pertunjukan Kuda Lumping dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah pertunjukan, bedanya terletak pada cara penyampaiannya.
10. PENYAMPAIAN PESAN AKHLAK MELALUI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL DALAM PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI (STUDI TERHADAP LAKON KANCIL NYOLONG TIMUN OLEH KI LEDJAR SOEBROTO)
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16630/
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun adalah 1) Komunikasi verbal pada penyampaian akhlak kepada Allah SWT tidak ditemukan adanya Komunikasi verbal, pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif dan komunikasi verbal pada pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif antara Pak Tani dan petani lain. 2) Komunikasi non-verbal pada penyampaian Akhlak kepada Allah SWT digambarkan melalui gunungan wayang kancil ditunjukkan daya tarik fisik yang ditunjukkan melalui fisik gunungan dengan bentuk segi lima dan memiliki gambar pohon dan binatang. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah gerak isyarat melalui figur kancil dan Pak Tani melalui gerakan tangan Pak Tani. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah gerak isyarat yang ditunjukkan kancil ketika memakan ketimun warga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun pada seni Wayang Kancil. Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis semiotik yang berpijak pada teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes tentang sistem pertandaan.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah pertunjukan, bedanya terletak pada cara penyampaiannya. 1. Analisis Visual
11. Game Angry Birds dalam Teori Seni sebagai Bentuk
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/sinastra/article/view/6073
Mengeluarkan suatu cara pandang Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap indah apabila memiliki significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini, emosi ini berbeda dengan emosi sehari-hari, dikatakan bahwa emosi yang dirasakan serupa dengan sebuah pengalaman rohani.
Hasil penelitian ini difokuskan pada pemaparan visual dari game Angry Birds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak aspek yang mempengaruhi visual suatu game agar menjadi menarik dan interaktif. Sayangnya, banyak orang yang kurang memperhatikan tampilan visual dari suatu game, mereka hanya terfokus pada misi untuk memenangkan game tersebut. Adanya tahapan proses pada game akan menciptakan ikatan, yang disebut pengalaman perendaman berbasis tantangan, di mana keterlibatan ini menuntut para pemain untuk memahami aturan permainan. Penelitian ini sebagian besar difokuskan pada studi tentang aspek visual dari sebuah game mobile untuk mengetahui adanya elemen- elemen yang mendukung suatu game agar menarik dan interaktif.
Peneliti melakukan penelitian terhadap visual game dari Angry Birds dengan menggunakan teori Clive Bell dan Roger Fry yang mengeluarkan suatu cara pandang Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap indah apabila memiliki significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini. Dan ini karena banyaknya unsur bentuk atau visual yang dibahas. Selain itu, game ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat sehingga memudahkan peniliti dalam melakukan riset.
Sedangkan artikel saya membahas visual film dari Fantastic Planet dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
12. Analisis Gambar Karya Anak Usia Dini Berdasarkan Teori Perkembangan Seni Rupa Anak Viktor
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/article/view/1358
Gambar anak usia dini/PAUD memiliki unsur visual dan juga nilai estetis tapi unsur visual dan nilai estetis itu tak dapat dilepaskan dari pemahaman atas perkembangan fisik dan psikologi mereka. Anak – anak usia dini/PAUD menggambar dalam fase pertumbuhan fisik seperti otot-otot motorik halus yang sedang bertumbuh. Pada saat otot-otot motorik halus mereka belum berfungsi sempurna layaknya orang dewasa. Mereka masih membutuhkan latihan salah satunya dengan jalan menuntun dan mengarahkan cara memegang alat gambar yang benar sehingga hal ini berpengaruh pada kualitas gambar yang dihasilkan.
Peneliti melakukan penelitian terhadap gambar anak usia dini/PAUD yang dimana seorang anak memiliki pandangannya dan makna tersendiri terhadap seni. Dengan teori perkembangan seni rupa anak viktor menurut Victor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain yang mejelaskan masa-masa perkembangan anak dan masa-masa perkembangan ini masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berdasarkan hasil penelitian terhadap enam sampel gambar karya anak usia dini PAUD/TK dapat dianalisis unsur-unsur visualnya seperti garis, bangun/bidang dan warna. Berdasarkan hal tersebut pemlihan unsur yang mereka lakukan biasanya akan mengikuti dari keinginan anak untuk mengimitasi bentuk alam yang diketahuinya. Selain itu pemilihan unsur-unsur juga dilakukan berdasarkan kesenangan bathin pada saat anak itu berkarya.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti visual film dari Fantastic Planet juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil visual yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
13. Seni Pertunjukan Tari Zapin Api Di Rupat Utara Bengkalis Provinsi Riau
https://mail.online-journal.unja.ac.id/titian/article/view/7030
Tari zapin adalah salah satu jenis tarian yang ada di daearah Riau, hampir diseluruh kabupaten mempunyai tari zapin. Salah satunya tari zapin api, merupakan tradisi asli dari daerah Rupat Utara Tari zapin ini merupakan salah satu budaya lokal yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan zapin lainnya. Tari Zapin Api adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat terkenal di Kabupaten Bengkalis khususnya di daerah Rupat Utara. Tari Zapin Api merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan musik dalam penampilannya. Tari zapin ini sangat erat hubungannya dengan alat musik gambus,. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai Unsur-unsur Tari Dan Unsur-unsur Musik pada tari Zapin Api. Dengan tujuan untuk mengetahui unsur tari Zapin Api dan unsur-unsur Musik.
Artikel ini meneliti pertunjukan tari zapin dengan teori seni pertunjukan (tari&musik) dan metode penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi dan etnomusikologi. Curh, nt Sachs mengutarakan, bahwa ada dua fungsi utama tari, yaitu untuk tujuan-tujuan magis dan sebagai tontonan. Hal ini juga berhubungan dengan teori dari Alan P. Merriam, 10 fungsi musik yaitu, pengungkapan emosional, pemuas rasa keindahan, hiburan, sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik, penguat norma-norma social, pengukuhan institusional dan upacara agama, sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan, dan perekat masyarakat.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet yang dimana tujuan film tersebut memiliki pendekatan yang mungkin sama dengan fungsi-fungsi dari teori seni pertunjukan. Film juga sebuah pertunjukan, film sendiri memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya.
14. Representasi Madura dalam Pertunjukan Seni Tari Sila Karya Hari Ghulur
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/article/view/13565
Teori semiotika Roland Barthes dipahami sebagai sebuah teori yang memahami tanda sebagai produk dari relasi antara penanda dan petanda yang maknanya memiliki dua tingkat tataran, yakni tataran denotasi sebagai tingkat pertama makna tanda (Ekspresi), dan tataran konotasi yang merupakan tingkat kedua makna tanda (Konten).
Berdasarkan analisis signifikasi ditemukan bahwa pertunjukan tari Sila karya Ghulur tidak hanya memiliki makna denotasi, tetapi juga makna konotasi. Adapun makna konotasi yang terdapat dalam pertunjukan tari tersebut merepresentasi masyarakat Madura sebagai masyarakat yang setiap anggotanya memiliki watak egaliter, berjiwa santri, dan memiliki kemampuan fisik yang tangguh.
Pada artikel ini peneliti berpendapat bahwa Pertunjukan Seni Tari Sila karya Hari Ghulur adalah hasil representasi dari masyarakat Madura.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet , dimana visual yang terdapat pada film tersebut banyak mengandung makna konotasi atau merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film berupa keadaan di sebuah Planet.
15. Analisis Karya Seni Bertemakan Toilet dalam Pandangan Teori Estetika Sehari-Hari
https://scholar.archive.org/work/fs2bidomjnh2xdlrwsk6g2tdea/access/wayback/http://www.jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/download/3264/pdf
Dari penelusuran terhadap karya-karya seni yang tidak biasa di Mr. Toilet House, penulis mengerti bahwa ketertarikan tidak selalu muncul karena keindahan. Sekalipun rasa muak dan jijik
yang muncul saat melihat sebuah karya seni, namun bukan berarti karya seni tersebut tidak menarik, sehingga direndahkan. Ketika suatu karya seni mampu memberikan sebuah efek pada penikmatnya dengan adanya penilaian dan persepsi dari mereka, maka di sanalah penulis melihat bahwa karya seni tersebut berhasil menyampaikan pesannya.
Pendekatan yang saya dapat dari artikel ini adalah metode Estetika sosial yang sangat erat kaitannya dengan situasi dan konteks zaman, ingin memunculkan semakin banyak persepsi-persepsi estetis yang ada di tengah masyarakat tanpa harus takut akan pembatasan dan keeksklusifan apresiasi. Estetika sosial menyadari bahwa semua karya seni patut untuk ditampilkan dan diapresiasi.
Begitu pula dengan film Fantastic Planet yang memiliki visual yang jarang ditayangkan sebagai film, namun hal itu patut untuk diapresiasi, dan memunculkan banyak persepsi estetis.
16. ANALISIS ELEMEN VISUAL GAME ‘PAMALI’DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MIMESIS PLATO
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1670861&val=18106&title=Analisis%20Elemen%20Visual%20Game%20Pamali%20Dengan%20Menggunakan%20Pendekatan%20Teori%20Mimesis%20Plato
Dalam perancangannya game “Pamali” dibuat dengan menerapkan aspek kearifan lokal pada unsur cerita, elemen visual, dan berbagai hal mendetail lainnya yang sesuai dengan realitas atau secara umum diketahui dan dimiliki oleh masyarakat. Perancangan tersebut dibuat agar pemain dapat merasakan wujud dari pengalaman mistis yang divisualisasikan kedalam sebuah game horor yang dapat memberikan kesan yang menggugah bagi para pemain.
Peneliti melakukan penelitian terhadap game Pamali dengan teori Mimesis Plato yang dimana beberapa scene dalam game tersebut terdapat adaptasi-adaptasi dari kehidupan nyata contoh seperti, pohon beringin, suasana malam yang dibuat semirip mungkin dengan suasana sebenarnya. Namun ada beberapa scene yang bentuknya merupakan repesentasi dari sesuatu yang didapat oleh inderawi sehingga bentuknya tidak realitas.
Begitu pula dengan artikel saya, film Fantastic Planet yang membahas visual-visual hasil representasi dari sesuatu yang berasal dari pemikiran si pembuat film.
17. Hasil Cek Plagiasi Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang SongoR
http://repository.upm.ac.id/id/eprint/2648
Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan, yakni masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.
Peneliti melakukan penelitian terhadap Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo dengan teori Semiotika Charles Sanders yang merepresentasikan Probolinggo.
Begitu pula dengan artikel saya yang merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film Fantastic Planet.
18. Analisis Film Pendek “Lemantun” Karya Wregas Bhanuteja dengan Teori Sosiologi Sastra
http://journal.upgris.ac.id/index.php/JURNALPBSJ/article/view/10820
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat 4 aspek kajian sosiologi sastra, diantaranya konteks sosial pengarang. Sastra digunakan sebagai cermin masyarakat, salah satunya genre sastra dan sastra mampu menampilkan keadaan masyarakat dari masa ke masa.
Teori struktural dan pendekatan tersebut digunakan dengan cara mengkombinasikan dari beberapa pendapat para ahli sastra mengenai sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyediaan data, yaitu metode dengan cara observasi dan menyimak, metode yang digunakan dalam tahap analisis data adalah metode kualitatif, sedangkan didalam tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Untuk menunjang metode-metode tersebut perlu digunakan beberapa teknik, yaitu: teknik pencatatan data, teknik transliterasi data, teknik terjemahan data, teknik deskriptif analitik data, dan deduktif induktif data.
Sedangkan artikel saya membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme. Dengan memahami teori dan aliran tersebut saya dapat menganalisis film tersebut dengan meyimak dan mencari informasi-informasi yang membantu.
19. Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi. Tanda-tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda-tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak-anak Laskar Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon kostum dan bangunan sekolah
Artikel ini melakukan penelitian terhadap film Laskar Pelangi dengan menggunakan teori Semiotika Pierce yang membuat peneliti dapat menyampaikan maksud atau pesan dari film tersebut dalam bentuk analisis.
Sedangkan artikel saya melakukan penelitian terhadap film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film.
20. Representasi dalam Film
http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/PAR/article/view/832
Artikel ini menganalisis Film melalui teori representasi. Cara yang dimaksud antara lain, dengan menerapkan metode analisis visual, analisis wacana, dan analisis konten. Analisis visual melihat representasi dari yang tampak dan memiliki tiga lingkup, yakni, produksi, persepsi penyimak, dan interpretasi peneliti. Analisis wacana melihat bagaimana makna dalam film diinterpretasikan melalui wacana yang disampaikan melalui segenap unsur audio visual. Analisis konten melihat bagaimana makna disampaikan melalui isi pesan dalam film tersebut. Analisis wacana dan analisis konten memiliki irisan kesamaan, meski ada beberapa langkah atau teori yang mendasari, yang memiliki perbedaan.
Artikel ini menganalisis Film melalui teori representasi yang dimana suatu film itu berasal dari hasil pengalaman sebelumnya dan dijadikan sebagai karya yang baru/suasana baru.
Dan artikel ini menjadi pendekatan untuk artikel saya, atau awal dari pembahasan tentang apa itu Film. Tentunya menjadi sumber artikel utama sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
21. Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1692
Pameran bertajuk “Laku” ini merupakan wujud eksistensi Arifin sebagai seorang seniman,
bukan semata-mata hanya untuk mencari ketenaran dalam hidup, melainkan bagaimana
Arifin mampu memindahkan nilai-nilai, sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikannya
dalam pameran melalui sentuhan artistik ke dalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis. Wujud dari pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin merepresentasi
perempuan sebagai subjek untuk membicarakan perihal tubuh dan ketubuhannya. Dalam lukisan
yang berjudul Dialog Imajiner; Women Power; dan Power of Love, Arifin menunjukkan peran perempuan sebagai figur yang independen, kuat, dan santun. Perempuan sebagai seseorang yang
terbuka pikirannya, mampu menerima masukan, kritikan, dan akan selalu berbenah diri. Kekuatan
dan kelembutan inilah yang dijadikan Arifin sebagai dualitas untuk membangkitkan semangat
perempuan dalam meraih impiannya.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa lukisan menjadi salah satu media ungkap dan ekspresi diri sang seniman dalam menyampaikan dan menyematkan setiap ide dan gagasannya secara artistik. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dan diwujudkan dengan memberikan kesan yang mengarah pada pencitraan gender.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu karya diciptakan berdasarkan ekspresi diri sang seniman dan merepresentasikan dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic Planet, sedangkan artikel ini meneliti lukisan.
22. Puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah
https://journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/view/2082
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa unsur surealisme yang mana di antaranya adalah mempunyai unsur asosiasi bebas. Asosiasi bebas dalam puisi ini yang bermakna “laut dan pantai” terdapat unsur surealisme, yang mana laut sendiri suatu hamparan yang luas yang dapa memberikan kebebsan hidup bagi yang hidup di laut. Setelah melakukan analisis surealisme dalam puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah.
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan unsur unsur-unsur surealisme yang terdapat pada puisi “Syaiun Sayabqa Bainana”. Penelitian ini menggunakan pradigma penelitian konstruktivis, sedangkan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan teori Surealisme dalam penelitian ini dikarenakan karya Faruq Juwadah banyak mengandung unsur-unsur khayalan yang digunakan dalam ungkapan puisi yang ditulisnya.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu karya diciptakan khayalan seseorang dan merepresentasikan dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic PlaneT melalui visual, sedangkan artikel ini meneliti puisi melalui tulisan.
23. Jogja Video Mapping Project 2019
https://www.uc.ac.id/envisi/wp-content/uploads/ENVISIVCD-2020-P026-Wegig-Murwonugroho-Surealisme-Dalam-Jogja-Video-Mapping-Project-2019.pdf
Konsep surealisme memunculkan kebanalan visual, erotisme, fantasi yang divisualisasikan secara metaphor. Temuan di dalam penulisan ini terlihat bahwa surealisme telah berkembang hingga ke ranah seni digital. Gagasan surealisme berupaya menyentuh alam bawah sadar manusia, memvisualisasikan erotisme, mengangkat kembali mimpi, memunculkan fantasi liar, yang dituturkan secara metaforik. Dari video mapping yang ditampilkan terlihat video mapping. Keberhasilan sebuah karya seni dan desain dikarenakan adanya proses produksi yang tidak lagi linier. Tidak perlu mendikotomikan materi dan konsep, antara materi fisik dan konten. Di antara semua komponen saling mengisi, dan saling berinteraksi.
Video mapping adalah karya seni gambar bergerak yang diproyeksikan pada bangunan sebagai layar. Pada event Jogja Video Mapping Project “SUMONAR” 2019 terlihat adanya komodifikasi tanda yang mengarah kepada visualisasi bentuk imajinatif. Gaya surealisme telah menginspirasi terciptanya transformasi karakter yang membawa penonton masuk ke alam bawah sadar imaginative.
Begitu pula dengan artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama yaitu aliran surealisme untuk mencari tahu pesan apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet.
24. Adaptasi Surealisme dalam Rancangan Arsitektur
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/336
Surealisme dan arsitektur mungkin dua hal yang bertolak belakang tetapi jika kita memandangnya dari kaca mata seni maka dua bentuk ini dapat dijadikan satu adaptasi yang dapat memenuhi keinginan psikologis manusia. Karena di setiap ambisi manusia pasti tersimpan satu mimpi. Mimpi yang kita peroleh dari alam bawah sadar yang kerap kali kita anggap itu hanya hal yang biasa-biasa saja. Padahal di balik hal yang biasa terkandung suatu hal yang fantastis. Adaptasi arsitektur dalam surealisme kiranya dapat menjadi suatu tema baru dalam arsitektur. Manifestasi ini selayaknya dipergunakan untuk ruang lingkup seni dan arsitektur saja karena surealisme memiliki nilai estetis dalam dua hal tersebut. Surealisme tidak bias diterapkan sepenuhnya dalam
kehidupan manusia karena manusia yang hanya bias bermimpi tanpa menerapkannya sama saja dengan mendustai dan membodohi diri sendiri.
Artikel ini membahas tentang bagaimana jika hal yang tergambar di alam bawah sadar kita dijadikan sebuah karya, seperti arsitektur. Maka bentuk bangunan tersebut terinspirasi dari aliran surealisme.
Begitu pula dengan artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan pendekatan aliran surealisme karena banyak visual yang berasal dari hasil imajinatif si pembuat film.
25. Kesenian Rengganis sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
Kesenian Rengganis adalah seni pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan melalui seni lukis surealisme.
Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Dan artikel saya melakukan pendekatan yang sama yaitu dengan aliran surealisme yang menurut saya dapat menjelaskan pesan yang disampaikan pada film Fantastic Planet melalui visual-visual yang berasal dari khayalan si pembuat film.
26. The Joker
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnasdesainmedia/article/view/7026
Joker mengisahkan tentang perjalanan kehidupan Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Phoenix, seorang komedian yang terlahir di lingkungan masyarakat menengah bawah di kota Gotham. Menjalani kehidupan yang berat pada tengah kota yg kacau balau membentuk kehidupan Arthur akrab dengan berbagai penolakan pada lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Dari analisis makna visual terhadap film Joker dengan menggunakan teori encoding serta decoding, dapat disimpulkan bahwa film ini memakai kode-kode visual seperti warna, simbol, gerak tubuh, dan ekspresi wajah untuk menyampaikan makna yang berkaitan menggunakan ideologi kekerasan, ketidakadilan, dan kritik sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna visual yg terdapat pada film Joker. Penelitian ini memakai teori Analisis Resepsi Encoding Decoding oleh Stuart Hall untuk melihat makna visual pada film joker tersebut yang bisa ditinjau dengan indra penglihatan (mata) serta direspons oleh otak. Makna visual biasanya berupa gambar, simbol, warna, gerak, atau bentuk yang memiliki pesan atau informasi tertentu. dan hasil dari pembahasan untuk memberitahu bahwa Joker ialah seseorang korban dari masyarakat yang tidak peduli, tidak adil, serta tidak berperikemanusiaan.
Begitu pula dengan artikel saya, yang meneliti film Fantastic Planet untuk mengetahui pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Hanya saja menggunakan teori dan pendekatan yang berbeda, yaitu teori Psikologis dan aliran Surealisme.
27. Kura-kura Ninja
https://id.wikipedia.org/wiki/Kura-kura_Ninja
Kura-kura Ninja atau judul aslinya dalam bahasa Inggris Teenage Mutant Ninja Turtles (atau hanya disingkat TMNT atau Ninja Turtles) adalah cerita fiksi tentang empat ekor kura-kura mutan yang dilatih oleh mahaguru mereka yaitu Guru Splinter agar menjadi pahlawan ninja yang mahir.
Kesimpulan : Kura-Kura Ninja dapat dianggap sebagai perjalanan pribadi para tokoh utama dalam mencapai pertumbuhan pribadi dan pemahaman nilai-nilai moral. Melalui petualangan mereka, film ini menggambarkan konsep persahabatan, keberanian, dan pentingnya memahami tanggung jawab terhadap kekuatan yang dimiliki. Kesimpulan filsafatnya mungkin mencakup pesan bahwa keberanian dan pertemanan memainkan peran penting dalam perjalanan hidup, sementara tanggung jawab atas kekuatan memerlukan pemahaman moral yang mendalam. Dengan demikian, "Kura-Kura Ninja" dapat diartikan sebagai karya yang merangkum nilai-nilai filosofis tentang pertumbuhan pribadi, persahabatan, dan tanggung jawab moral.
teori mimesis dapat tercermin melalui cara film tersebut merepresentasikan kehidupan kura-kura ninja humanoid. Proses mimesis ini mungkin mencakup penggambaran hubungan antara kura-kura tersebut, perjuangan mereka melawan penjahat, dan interaksi mereka dalam lingkungan perkotaan. Dengan menggunakan elemen-elemen yang dikenali oleh penonton, seperti dinamika tim, pertempuran melawan kejahatan, dan hubungan antar saudara, film ini menciptakan keterlibatan penonton. Teori mimesis dapat muncul dalam cara karakter-karakter kura-kura ninja dan dunia mereka mencerminkan atau mereplikasi aspek-aspek tertentu dari kehidupan nyata, meskipun dalam konteks fiksi ilmiah yang fantastis.
28. Iron Man 1
https://jambi.inews.id/read/272319/sinopsis-film-iron-man-1
Iron Man 1 adalah film pertama dari Marvel Cinematic Universe (MCU) yang dirilis pada tahun 2008. Film ini disutradarai oleh Jon Favreau dan dibintangi oleh Robert Downey Jr., Gwyneth Paltrow, dan Jeff Bridges. Film ini menceritakan tentang kehidupan Tony Stark (Robert Downey Jr.), seorang jenius dan juga pewaris perusahaan Stark Industries, yang terkenal karena kemampuan teknologi dan senjatanya. Suatu hari, saat Tony mengunjungi Afghanistan untuk memperkenalkan senjatanya kepada militer, ia menjadi korban serangan dan ditangkap oleh kelompok teroris. Di sana, ia bertemu dengan Ho Yinsen (Shaun Toub), seorang ilmuwan yang menjadi teman dan membantunya membuat baju besi untuk melarikan diri. Setelah berhasil melarikan diri, Tony kembali ke Amerika Serikat dan merubah hidupnya. Ia memutuskan untuk berhenti memproduksi senjata dan membuat baju besi super canggih yang dilengkapi dengan berbagai senjata. Tony pun memulai karir kepahlawanannya sebagai Iron Man, sebuah sosok pahlawan super yang menjaga keamanan dunia dari ancaman yang ada. Namun, karir superhero Tony tidak berjalan lancar karena ada pihak-pihak yang ingin mengambil alih teknologi baju besi miliknya. Salah satunya adalah Obadiah Stane (Jeff Bridges), teman dan rekan bisnis Tony yang justru berkhianat dan menginginkan teknologi baju besi tersebut untuk keuntungannya sendiri.
Dalam Iron Man 1, penonton akan melihat perjuangan Tony untuk mempertahankan teknologi baju besinya dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, film ini juga menampilkan hubungan Tony dengan Pepper Potts (Gwyneth Paltrow), sekretarisnya yang selalu setia mendampinginya, dan teman barunya, Jim Rhodes (Terrence Howard). Iron Man 1 adalah film yang sukses dan menjadi awal mula dari kesuksesan Marvel Cinematic Universe. Film ini menampilkan aksi laga yang memukau dan juga karakter Tony Stark yang kocak namun tetap memiliki keberanian dan kepahlawanan yang luar biasa.
Analisis : Film Iron Man menyoroti pertumbuhan moral karakter utama, Tony Stark, yang awalnya seorang industrialis yang tidak bertanggung jawab dan egois menjadi pahlawan super yang memiliki tanggung jawab moral terhadap dunia. Transformasi Tony Stark menjadi Iron Man dapat diinterpretasikan sebagai perubahan identitas yang memunculkan pertanyaan tentang kebebasan individu untuk membentuk dan mengubah diri mereka sendiri.
Kesimpulan : Kesimpulan dapat diambil bahwa film ini menggambarkan perjalanan karakter utama, Tony Stark, yang mengalami pertumbuhan moral dari seorang industrialis yang tidak bertanggung jawab menjadi pahlawan yang memiliki tanggung jawab terhadap keadaan dunia. Dengan melihat representasi karakter perempuan dalam film, kita dapat mengidentifikasi bagaimana film ini memperlakukan keseimbangan gender dan pertanyaan filsafat tentang pemberdayaan perempuan.
Teori mimesis dalam "Iron Man" dapat terlihat dalam penggabungan elemen-elemen teknologi canggih dengan konflik moral dan pertumbuhan pribadi. Film ini memanfaatkan elemen-elemen yang dikenali oleh penonton, seperti konflik etis, tanggung jawab sosial, dan perubahan karakter, untuk menciptakan keterlibatan emosional
29. Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTAR/article/view/352
Analisis dari penelitian adalah representasi perempuan metropolitan dalam hidupnya yang sering menjadi kaum yang selalu merasa menjadi korban yang diwakili oleh dr. Kartini, Lastri, Ningsih, Rara, Lili, Ratna dan Yanti. dr. Kartini mewakili perempuan yang dapat bangkit dari pengalaman masa lalunya dengan menjadi seorang ginekolog. Lastri, Ningsih dan Ratna menjadi korban poligami yang dilakukan suami mereka. Rara adalah adik kandung Ratna yang menjadi korban pergaulan bebas dan hamil tanpa pertanggungjawaban dari Acin, kekasihnya. Lili adalah korban kekerasan seksual dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Yanti yang terpaksa menjadi seorang pramuria atau pekerja seks karena sebelumnya hanya menjadi pemuas nafsu dan pelampiasan seks dari laki-laki atau bosnya saat dirinya menjadi karyawan dan memilih hidup bebas daripada tertindas oleh kaum laki-laki.
Film yang berjudul 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita yang diproduksi oleh Production House Anak Negeri Film pada tahun 2010 ini merupakan film karya sutradara muda bernama Robby Ertanto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perempuan metropolitan di representasikan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Penelitian ini menggunakan teori representasi sebagai teori utama. Teori representasi Stuart Hall yang bermaksud untuk menemukan dan melihat bagaimana penggambaran perempuan metropolitan pada film ini.
Sedangkan artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apa yang ingin disampaikan pada film.
30. Analisis Makna Visual Pada Poster Film Bumi Manusia
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/44780
Hasil dari penelitian ditemukan berbagai tanda yang memiliki keselarasan antara satu sama lain sehingga mendukung tersampainya pesan yang ingin disampaikan dalam poster film. Dapat disimpulkan bahwa visualisasi ilustrasi utama, visual pendukung, warna, serta tipografi yang ditampilkan pada visual poster Bumi Manusia memberikan gambaran tersirat mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan awal abad ke-20 antara orang pribumi dengan kolonialisme Belanda.
Artikel ini membahas tentang Poster Film Bumi Manusia dengan teori Semiotika Charles Sandres Pierce dengan tujuan menyampaikan pesan yang disampakan pada poster dengan adanya tanda-tanda dalam poster yang berupa pesan sarat kandungan di baliknya.
Begitu pula artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apa yang ingin disampaikan pada film. Perbedaannya terletak pada media yang dipakai dan visual yang tertuang dalam film bergerak beda dengan poster.
Komentar
Posting Komentar